Sabtu, 28 September 2013

Cinta Seperti Hujan

Romans,.....larut....dalam uraian alquran mengenai kehidupan berumah tangga....hak-hak wanita dalam kehidupan romantismenya....Tengoklah QS.2; 221- 242.  syarat makna mendalam, tersirat betapa wanita dimuliakan dan di lindungi. seluruh ayat-ayatnya, Allah menempatkan dirinya sebagai hakin dan wali bagi wanita.....tiba-tiba saja, terselip ayat mengenai perintah memelihara shalat, ditengah pembicaraan mengenai hukum2 romansa dalam rumah tangga.

peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa, Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.  jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. QS.2: 238- 239

Kehadiran ayat tersebut, syarat akan makna-makna mendalam.  sayid qutb dlm tafsirnya fi jilalil quran, memaknai bahwa kehadiaran ayat ini di tengah pembicaraan mengenai problematika rumah tangga, merupakan isyarat bahwa rumah tangga, apa yang di usahakan di dalamnya, apa yang terjadi sebagai cobaaannya harus dimaknai sebagai ibadah.  Maka shalat merupakan bingkai rumah tangga, menjadi karakter setiap anggota keluarga terutama dalam menghadapi intri romansa rumah tangga, yang mencoba seluruh sisi terintim jiwa suami, istri dan anak. terutama bagi wanita yang kepadanya hati lebih banyak di uji oleh cemburu, rasa takut, dan cinta yang mendalam yang jika diperturutkan akan mendorongnya pada kefasikan dan kelemahan jiwa. maka dan sudah seharusnya, cinta itu menjadi bertujuan ibadah....menjadikan semua yang diekspresikan dalam rumah tangga menjadi ibadah, menjadikan tujuan pemeliharaan shalat sebagai pusatnya.  shalat dijadikan perlindungan bagi kebingungan, kelemahan, ketakutan dan kemarahan yang kerap membumbui romansa dalam rumah tangga


cinta, harus kepada tunduknya hati pada Allah semata, bukan pemujaan romantisme kerdil pada suami dan anak......
seandainya cinta sepasang insan, yang di balut rasa-rasa birahi, bukan di arahkan pada merasa sebagai pemilik penguasa satu sama lain, namun siring sejalan mengajak pada ketaatan, maka jadilah cinta itu agung....tinggi dan mulia....tidak di hiasi cemburu buta, kedengkian, kecurigaan. Tidak menjadikannya tunduk karena takut hilang cinta, tidak menjadikannya penjaga yang membelenggu cinta yang mengubahnya jadi pendusta.

dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS 3: 14

dijadikan indah kecintaan kepada wanita, anak, binatang ternak dll, bukan karena objeknya, tetapi karena kecondongan hatinya terhadap rasa cinta. dan betapa alquran menghormati seorang wanita, ia tidak dengan gamblang menyatkan wanita pun merasakan hal yang sama, ia di coba dengan cinta terhadap pria, anak dll...
Allah yang menjadikan rasa cinta itu indah, dan mencondongkan hati manusia kepada objek cinta. maka pada dasarnya cinta itu baik....selama ia memenuhi kehendak yang Maha menjadikan cinta itu baik.  cinta, tetaplah cinta, fitrahnya....welas asih, penerimaan, menutup umpama pakaian, mengangkat kehormatan, dan memaafkan. cinta kepada anak, istri/suami, saudara dan harta benda, adalah kebaikan, namun jadi kelemahan apabila berhenti pada tujuan jangka pendek (indra, rasa_duniawi). disisi Allah ada yang lebih baik, dari pada kepuasan cinta duniawi,.... Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya. QS. 3; 15

SUNGGUH, TIADA YANG TERPUTUS.....jika cinta dihati disandarkan pada Sang pemilik cinta,.....kepayahannya menegakan takwa, laksana benih-benih surga, maka cintalah hingga tangga tertinggi, cinta bersama Allah. Maka mencintailah, laksana hujan yang menyirami bumi, ada yang mengalir kesungai hingga bermuara ke lautan, ada yang diserap bumi menyuburkan dan menumbuhkan, ada yang jatuh di atas bebatuan,.....cinta yang sujud....dan seharusnya cinta itu sujud....by Alfi Arni Makhtaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar