Minggu, 17 Juni 2012

Gairah Cinta dalam Rumah Tangga



                                            


    Penulis. Alfi Arni Makhtaf

Cinta memiliki ribuan wajah, ribuan sifat, bersayap-sayap, berakar-akar, meski berasal dari satu sifat yang sama, namun ketika berpindah pada tabeat manusia maka cinta berubah sebagaimana pembawaan jiwa yang menjadi tempat bersemayamnya.

cinta sebuah potensi yang Allah ciptakan, dalam hati dan jiwa manusia, namun cinta bisa menjadi sebuah alasan, seorang manusia kehilangan hati dan jiwanya. cinta bisa kau sandarkan pada suara dan bentuk, namun jika kau memilki ketulusan, kau cukup merasakannya di dalam hati dan jiwa mu, dan kau tidak memerlukan alasan kenapa kau mencintai


adakah cinta yang terlalu aneh untuk dipahami, terlalu indah untuk dilupakan, terlalu jelek untuk disyukuri?...cinta......sungguh, jiwa akan bersama dengan apa yang dicintainya, akan cenderung menyerupai apa yang dicintainya, dan akan dimintai pertangungjawaban mengenai cara mencintainya.

cinta itu abstrut, tapi cintalah yang membantu seseorang melihat kebaikan dan karena cintalah yang memudahkan baginya mensyukuri kekurangan.
jika jantung hati memberi rasa pahit,jangan duga cintanya pudar. ia hanya sedang berhenti merasa cinta, boleh jadi karena yang dicinta lalai memeliharanya.  

cinta itu adalah hadiah dari kehidupan, hadiah terbaik untuk yang terbaik. tapi sudah sifat kehidupan, yang baik belum tentu mendapatkan baik pula, boleh jadi kehidupan sedang menguji kualitas kebaikan anda, atau anda sedang diajari tentang kebaikan tambahan, dan itu yang disebut hadiah kejutan dari kehidupan.

cinta seperti pohon dari sebutir benih. jika benih itu baik maka baik pula cara merasa dan mengekspresikan cinta. benih itu adalah takwa.

cinta dalam rumah tangga, bukanlah rasa yang akan selalu sama. Terkadang ia berubah jadi biasa nyaris seperti sekuntum bunga yang berupa indah namun tidak beraroma.  Biasa, karena selalu bertemu muka. Biasa karena sudah tahu segala, biasa karena rasa telah langsung dapat diminta. Biasa karena telah berubah menjadi mudah, mudah di lihat, mudah disentuh mudah dirasa.  Namun cinta yang telah terasa biasa, akan menjadi cinta yang luar biasa, ketika hati tidak lagi melulu birahi, tidak lagi meminta sempurna. 

Cinta, belum tentu saling suka, belum tentu saling menerima, belum tentu saling percaya, belum tentu seia sekata. Cinta barulah rasa biasa, meski cinta adalah laksana pesona dan perekat dalam rumah tangga.  Waktu akan menumbuhkan cinta yang bersayap ketulusan, waktu akan mengajarkan cinta diliputi keikhlasan, waktu akan menawarkan perih getir yang akan mengasah cinta menjadi menjadi sebuah kasih sayang. Kasih sayang adalah sayap cinta dalam sebuah rumah tangga.

Cinta dalam rumah tangga, akan ditumbuhkan dan diasah oleh kesedihan, kemarahan, kerinduan, keinginan, kepuasan dan ketidak puasan, kebosanan. Boleh jadi dikali lain cintamu akan di uji oleh ketakutan dan kesepian, rasa cemburu dan juga keakuan.  Bahkan tidak alang kepalang cinta itu akan dikandaskan layaknya ranting-rannting kering, jatuh umpama helai daun yang meranggas dari tangkainya, Karena terkadang cinta kepada seseorang, mengharuskan kita mendekat…tapi dikali lain boleh jadi justru mengharuskan kita menjauh. tapi cinta itu sendiri jika tumbuh dalam hati yang tulus karena Allah, akan tetap terpelihara dan Allah akan ada diantara keduanya. jika cinta itu sesuai dengan kehendak Allah, maka hak Allah dalam dimensi apa Dia akan menyatukanNya.

Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di negeri yang lain. Maka Allah l mengutus malaikat di belakangnya. Ketika malaikat ini sampai ke orang tersebut, malaikat bertanya, “Engkau akan berangkat kemana?” Orang tersebut menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di jalan Allah l.” Malaikat berkata, “Apakah dia memiliki kenikmatan/harta yang engkau kerjakan untuknya?” Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja aku mencintainya karena Allah l.” Malaikat berkata, “Aku adalah utusan Allah l kepadamu. Sesungguhnya Allah l mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu di jalan-Nya.” (HR. Muslim no. 2567)


Menikah itu manis madunya dunia, jangan kira kisah cinta anak manusia cuma hiasannya dunia. Sebagian akan menjadi buih atau cuma kenangan semusim. Ada juga yang riak cintanya tidak hanya sepanjang usianya namun berlanjut ditaman-taman surga atau dipendam dalam gejolak neraka.  Ada pula cinta yang membuat saling menjauh tapi hati saling menyulam rindu dan Allah sediakan bagi kesabaran mereka, cinta yang diam-diam naik ke kaki arsy-Nya kemudian disiapkan bagi keduanya singga sana cinta yang manisnya tidak alang kepalang. Ada juga hati yang dibiarkan sunyi dari riak cinta manusiawinya, namun Allah ramaikan hatinya disujud malamnya.  Allah menggenapinya menyelisik hatinya dan memperbaikinya hingga ia merasakan kelezatan lain yang lebih halus sifatnya.  Dibiarkan cinta yang lain redam hingga kokoh hatinya, hingga ketika cinta semanis madu itu diberikan, lezatnya tidak menghanyutkan.  Maka yakinlah ada sebuah cinta yang akan membawamu kepada kemuliaan, menghadirkanmu untuk ada pada sebuah pertemuan akbar, yang didalamanya berkumpul jiwa-jiwa agung, yaitu jiwa yang dicintai Allah, karena selalu mencari saba-musabab cintaNya.

“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah; yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. 4:69)

“Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

"Even When We’re Old And Gray, I Will Love You More Each Day....."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar