Hati seorang wanita bagaikan kristal, ia indah bercahaya
menghiasi pandangan mata namun sangat mudah retak karena wanita tumbuh dengan
hati yang teramat halus....ia merasakan kebahagiaan, kesedihan, kemarahan,
ketakutan, cinta bahkan kebencian dengan rasa yang mendalam melebihi seorang
pria. Jika ada tempat yang paling nyaman
bagi dirinya, itu adalah keluarga dimana ayah dan ibunya memberikan cinta,
pendidikan dan perlakuan yang menjadikannya tumbuh umpama tanaman yang subur
dan memberikan keindahan pandangan mata.
Selain itu tempat yang menjadi kebanggaan dan kebahagiaan wanita adalah
rumah tangga yang diusahakannya demi melindungi dirinya, dan rumah tangga
tetaplah istana bagi dirinya, akhir dari perjuangannya dan kunci kehormatan
bagi dirinya. dimana ia akan hidup
bersama pria yang semula asing baginya namun kini menjadi imam dalam kehidupan
dan kebaikan ibadahanya, didalamnya ia sebagai istri dilindungi, dimanjakan dan
didik hatinya, karena kehalusan perasaannya ia diperlakukan bijaksana, agar
tunduk hatinya ketika ia dimintakan ketaatannya untuk mendapatkan Ridha Allah
melalui suaminya.
Namun setiap wanita membawa takdir sendiri dalam
kehidupan yang mengujinya, ia makhluk paling halus yang jiwanya mudah terbentuk
menjadi baik atau buruk. Dalam rumah
tangga dan pergaulan masyarakat, seorang wanita menghadapi berbagai
problematika kehidupan yang menuntutnya harus berjuang agar diterima, diakui
dan mendapat perlindungan terbaik sebagai apapun dirinya. Dalam hatinya ia sangat ingin menjadi wanita
yang dicintai, mendapat perhatian dan menerima sanjungan yang membesarkan
hatinya. Demi semua itu seorang wanita
menjadi sangat begitu memperhatikan kebaikan dan keburukannya lahir dan bathin
dan beruasaha memperbaiki bahkan ingin menjadi lebih baik di bandingkan wanita
yang lainnya. Tumbuhlah rasa cemburu dan khawatir yang membuat ia mempertanyakan
dirinya sendiri. Cantikkah aku, indahkah
tubuhku, baguskah penampilanku, cukup pandai dan terampilkah aku, adakah yang
mencintaiku selain ayah dan ibuku, apakah yang harus aku lakukan dan aku ubah
agar aku jadi yang terbaik?. Demikianlah
pertanyaan menjamur dihati wanita,
membawanya kepada usaha mengubah dirinya luar dan dalam.
Maka bermeamorfosalah setiap wanita umpama seekor
kupu-kupu yang berlomba memperindah sayapnya untuk terbang. Sebagian mengemas dirinya dengan pakaian
yang indah, perhiasan yang gemerlap, riasan wajah dan perawatan tubuh yang
mahal dan telaten bahkan banyak pula yang rela mengubah fisik dan bentuk
wajahnya. Sebagian lain menghiasi
dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dan berlomba mengejar
kecakapan dalam mencari harta, pangkat jabatan demi melindungi dirinya agar
menjadi wanita mandiri tidak bergantung pada siklus kehidupan wanita pada
umumnya yaitu sebagai istri yang bergantung hidup pada perlindungan suaminya
yang rela menekan hati demi mendapatkan cinta.
Siapapun wanitanya dan siapa yang mencintainya adalah hadiah kehidupan, kita tidak bisa memintanya datang atau-pun
menahannya untuk pergi. Yang bisa dilakukan hanyalah menyiapkan tempatnya
agar ketika cinta itu datang ia dapat tumbuh dan berkembang. Cinta adalah
ekspresi terindah-Nya, hanya akan Allah letakkan kedalam hati yang telah
dipersiapkan pemiliknya, maka beruntunglah jiwa-jiwa yang senantiasa mensucikan
dirinya.
Namun ada yang
membedakan seorang wanita dengan wanita yang lainnya, meskipun sama pembawaan
dasarnya dan sama pula tujuan hasrat fitrahnya, yaitu apakah yang membingkai
keseluruhan hati dan fikirnya, tujuan utama hidup dan tindakannya, bingkai itu
adalah nilai-nilai alquran dan sunnah dua pilar yang menyangga hati setiap
wanita mukmin, betapapun kurang dan lemahnya.
Hati wanita yang dibingkai nilai-nilai illahi membentuk dirinya menjadi
wanita yang tertata dan terhormat, sikapnya sederhana dan pertengahan, nafsunya
diawasi oleh ketaatannya, gejolak jiwanya tidaklah membawanya ketepian atau
terjerumus pada keputus asaan, hatinya mudah tertarik pada kebaikan dan kasih
sayang, jika ia berbuat dosa dan pelanggaran ia masih dapat melihat cahaya
petunjuk dan getar imannya yang kemudian tanpa ragu akan di ikutinya. Maka berubahlah ia menjadi sebaik-baiknya perhiasan
dunia, perhiasan dalam rumah tangga, penentram hati dan nafsu suaminya,
penyejuk hati anak-anaknya dan teladan yang memikat bagi orang-orang sekitarnya. Maka wanita seperti itu dimaklumi salah dan
kurangnya, dikagumi kebaikannya. Semoga kita bisa menjadi sebaik-baiknya
perhiasan dunia dan sebaik-baiknya perhiasan surga yang Allah janjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar