Wanita, adalah perhiasan dunia. Ia memikat hati dengan warna dan
bentuknya, dengan suara dan tutur katanya, dengan rajukan dan marahnya, dengan
cinta kasih dan kelembutannya, dengan pembawaan keibuannya. Wanita menjadi
ujung tombak tegaknya agama, karena mulai dari pangkuannyalah seorang anak di
didik dan dibesarkan dengan nilai-nilai agama, jika baik ilmu dan akhlak
seorang ibu maka ia laksana telah menanam setengah benih kebaikan tentang
agamanya, tentang kepribadiannya dan tentang ilmu duniawinya. Tidak heran jika
ada ungkapan kepribadian seorang anak adalah cermin atau gambaran ibunya.
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Seorang suami yang memiliki istri shalihah laksana telah memiliki
separuh harta dunia, ia tidak akan di liputi rasa khawatir manakala ia pergi
keluar rumah meninggalkan harta dan anaknya, karena anak-anaknya akan
mendapatkan pendidikan dan perlakukan yang baik, hartanya akan dibelanjakan
untuk kebaikan, istrinya tidak akan membiarkan masuk kedalam rumahnya
orang-orang yang tidak diridhoinya. Betapa beruntungnya seorang laki-laki yang telah di anugerahi istri yang baik, sehingga dalam sebuar riwayat nabi Muhammad saw mengatakan, bahwa istri shalihah adalah sebaik-baik perbendaharaan.
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri
ini akan menjaga dirinya.”
(HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam
Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Sesungguhnya melukiskan gambaran seorang
wanita sholiha, laksana menulis dengan tinta sebanyak lautan, bahkan jika
ditambahkan sebanyak itu, tentu tidaklah akan mecukupi untuk mengekspresikan tentang
wanita. Mereka perhiasan dunia, dan cahaya di taman surga. Tentu bukan, perkara baru jika wanita-pun punya prilaku sebaliknya. Prilaku
yang menjadi sumber fitnah, mendatangkan bencana dan kerusakan, prilaku wanita
yang dirinya telah diliputi perangai buruk, dan kehendak kepada pelanggaran dan
perbuatan dosa tanpak batas.
Dalam sebuah riwayat Nabi Muhammad
saw, pernah memberikan sebuah isyarat tentang wanita:
“Sesungguhnya penduduk surga yang
paling sedikit adalah wanita.”
(HR. Muslim, no. 7118). Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari
hadits di atas seraya berkata:
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang
masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan
mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena
kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan
kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari
akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka
memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika
diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak
kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At
Tadzkirah halaman 369)
Namun janganlah
merasa cukup ketika kita telah dapat menghindari dosa-dosa seperti itu. Karena dosa menjadi besar, manakala kita
mengabaikan hal-hal kecil kemudian menjadikannya kebiasaaan dan akhirnya
mengotori hati dan merusak akhlakul karimah, dosa yang dianggap kecil bahkan
nyaris tidak bernilai, boleh jadi membawa pada terbentuknya hati yang
sedikit demi sedikit menjadi kotor dan berpenyakit, hingga mudahlah seorang
wanita terjerumus pada dosa dan pelanggaran yang lebih nyata besarnya. Saya ingin berbagi, sedikit contoh prilaku
buruk wanita yang serinmgkali menjadi kebiasaan yang tidak mendapatkan
perhatian, boleh jadi kita melakukan salah-satu diantaranya.
10. Prilaku
kebiasaan buruk wanita:
1.Membuang-buang makanan di dapur-dapur mereka.
“…. makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf :31)
Nyaris, menjadi prilaku yang
sering diabaikan oleh kebanyakan ibu rumah tangga ketia ia menyiapkan atau
membersihkan makanan yang dihidangkannya.
Yaitu dengan mudahnya membuang makanan sisa ketempat samapah, atau
membiarkan makanan berlebihan membusuk akhirnya. Semuanya berawal dari rasa cemas dan sikap
loba, hingga tidak sadar menyiapkan makanan berlebihan seakan khawatir tidak
dapat mencukupi kebutuhan makannya.
2. Enggan berlapang-lapang dalam majlis.
2. Enggan berlapang-lapang dalam majlis.
Tidak
alang kepalang sikap kikir wanita, terbawa kedalam masjid atau majlis yang
dihadirinya. Saya mungkin anda sering
mendapati wanita berlomba memasuki masjid, mengelar sajad kemudian
meninggalkannya dengan magsud melakukan kegiatan yang lain dengan hati tenang,
karena tempat duduknya telah diberi tannda. Atau berlapang-lapang duduk hingga
enggan memberikan kelapangan bagi jemaah lain, merupakan prilaku yang sering
diperlihatkan oleh wanita dan jarang menjadi renungngan, betapa itu prilaku
yang sangat tidak terpuji.
hai
orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadilah : 11)
3. Berlebihan dalam berhias dan berpakaian, hingga enggan memperbaharui wudlu dan meninggalkan shalat sunnah karena enggan berwudlu.
3. Berlebihan dalam berhias dan berpakaian, hingga enggan memperbaharui wudlu dan meninggalkan shalat sunnah karena enggan berwudlu.
Telah di maklumi saat ini, perkembangan model
berpakaian wanita muslim tengah mendapat perhatian dan cukup memotifasi banyak
wanita untuk mengenakannya. Apapun yang
menjadi dorongan untuk menutup aurat tentu tetaplah awal kebaikan. Namun seringkali sifat wanita yang sangat
menyukai keindahan dan perhatian dari lingkungan sekitarnya, menjebak mereka
dalam perbuatan berlebihan termasuk dalam berpakian dan berhias. Dan tak ayal sering menjadi pemicu rasa malas
untuk menyempurnakan ibadah. Wajah yang
telah kadung diberi riasan dan pakaian termasuk jilbab yang telah dibuat
sedemikian rumit mengenakannya, menjadi alas an ‘tersembunyi’ seorang wanita
untuk berwudlu sekedar menegakkan shalat sunnah. Bukankah sangat disayangkan ibadah sunnah
yang dicintai Allah terhalang karena kengganan kita karena penampilan yang
hendak dipelihara.
Rasulullah bersabda: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan
kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka.” (HR. Muslim no. 249).
4. Bersikap
boros untuk mengekspresikan emosinya.
Ada
sebagaian wanita, meluapkan kesedihan atau sekedar memanjakan hasratnya dengan
berbelanja. Nyaris hanya memenuhi
keinginan nafsunya bukan bagi kebutuhan uatamanya. Atau sekedar untuk menciptakan kesan memikat
bagi dirinya
“Dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’:
26-27).
5. Sangat
mudah cemburu, dan berbuat fasik karena kecemburuannya.
Perkara yang
paling melemahkan wanita adalah cintanya yang berlebihan keada anak-anaknya dan
rasa cemburu kepada suaminya. Tidak alang
kepalang rasa cemburu yang tidak didorong oleh ketakwaan, menyebabkan wanita
tidak ragu lisannya menyakiti, menncegah suami berbuat kebaikan atau sekedar
menunjukan air muka yang berseri. Kecemburuan mendorong wanita pada tindakan
fasik.
…Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik. QS. Al Maidah: 47
6. Sangat
suka bergunjing dan memperbesar suatu permasalahan
Untuk perkara bergunjing, alquran menggunakan perumpaman yang begitu keras, sebagai peringatan betapa buruknya kebiasaan menggunjing. Dan sulit untuk tidak diakui jika prilaku ini banyak menjadi kebiasaan wanita yang tentu mereka yang jauh dari mengingat Allah, sehingga hatinya dipenuhi kedengkian dan keras hati.
“…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.…”(QS. Al-Hujuraat: 12)
wanita memiliki ketajaman ekspresi berbahasa, yang mengkondisikan mereka sangat suka berkumpul dan saling mencurahkan isi hati mereka. ketika sedih, senang, atau tertarik pada sesuatu maka wanita akan serta merta membicarakannya dengan penuh semangat diantara perkumpulan mereka. kebiasaaan ini sebenarnya memiliki dampak positif yang membuat wanita lebih mudah meredam stresnya ketimbang pria, karena mereka lebih mudah mendapatkan ruang untuk mengekspresikan dirinya. Namun, sayang kebiasaaan inipun membuka peluang yang begitu lebar bagi wanita untuk tanpak sadar mengekspresikan pula sesuatu yang buruk dibenaknya. Dan tampaknya tidak ada kelompok manusia yang paling menikmati pergunjingan sampai masakan di dapur gosong, kecuali wanita. Selain ketajaman ekspresi berbahasa di tambah pula karakter wanita yang imajinatif, sensitif dan dramatis, wanita yang lemah hatinya akan sangat melankolis manakala mereka menghadapi suatu permasalahan atau mendapati ketersinggungan. Banyak para suami yang akan kewalahan ketika istrinya sedang begitu emosional. maka wanita shaliha, adalah wanita yang tenang pembawaannya dan le,but perkatannya (tidak menyakiti)
Untuk perkara bergunjing, alquran menggunakan perumpaman yang begitu keras, sebagai peringatan betapa buruknya kebiasaan menggunjing. Dan sulit untuk tidak diakui jika prilaku ini banyak menjadi kebiasaan wanita yang tentu mereka yang jauh dari mengingat Allah, sehingga hatinya dipenuhi kedengkian dan keras hati.
“…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.…”(QS. Al-Hujuraat: 12)
wanita memiliki ketajaman ekspresi berbahasa, yang mengkondisikan mereka sangat suka berkumpul dan saling mencurahkan isi hati mereka. ketika sedih, senang, atau tertarik pada sesuatu maka wanita akan serta merta membicarakannya dengan penuh semangat diantara perkumpulan mereka. kebiasaaan ini sebenarnya memiliki dampak positif yang membuat wanita lebih mudah meredam stresnya ketimbang pria, karena mereka lebih mudah mendapatkan ruang untuk mengekspresikan dirinya. Namun, sayang kebiasaaan inipun membuka peluang yang begitu lebar bagi wanita untuk tanpak sadar mengekspresikan pula sesuatu yang buruk dibenaknya. Dan tampaknya tidak ada kelompok manusia yang paling menikmati pergunjingan sampai masakan di dapur gosong, kecuali wanita. Selain ketajaman ekspresi berbahasa di tambah pula karakter wanita yang imajinatif, sensitif dan dramatis, wanita yang lemah hatinya akan sangat melankolis manakala mereka menghadapi suatu permasalahan atau mendapati ketersinggungan. Banyak para suami yang akan kewalahan ketika istrinya sedang begitu emosional. maka wanita shaliha, adalah wanita yang tenang pembawaannya dan le,but perkatannya (tidak menyakiti)
7. Banyak
berbicara tidak perlu, sehingga melalaikan waktu.
“Celakalah orang yang
berdusta dengan mengucapkan satu ucapan untuk membuat orang lain tertawa.
Celaka baginya, celaka baginya.” (HR. Ahmad,
Abu Dawud, At-Tirmidzi)
8. Menyakiti binatang yang mengganggu makanan yang
dihidangkannya.
Mungkin anda sering atau sekurang-kurangnya pernah menyaksikan adegan seorang ibu menghardik binatang bahkan memukulnya dengan sebatang sapu, demi mengusir seekor ayam atau kucing yang menganggu makanan di rumah-rumah mereka. Siapapun yang hatinya tunduk kepada Allah, tentu akan merasa tidak nyaman melihat adegan tersebut, namun meski cukup risih untuk diakui prilaku seperti itu sering dilakukan oleh wanita yang seharusnya terpancar sikap lemah lembut dari dirinya.
Mungkin anda sering atau sekurang-kurangnya pernah menyaksikan adegan seorang ibu menghardik binatang bahkan memukulnya dengan sebatang sapu, demi mengusir seekor ayam atau kucing yang menganggu makanan di rumah-rumah mereka. Siapapun yang hatinya tunduk kepada Allah, tentu akan merasa tidak nyaman melihat adegan tersebut, namun meski cukup risih untuk diakui prilaku seperti itu sering dilakukan oleh wanita yang seharusnya terpancar sikap lemah lembut dari dirinya.
Dari Ibnu 'Umar
radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada seorang wanita yang disiksa - oleh Allah - dengan sebab seekor kucing. la penjarakan binatang itu sehingga mati lalu masuklah ia dalam neraka. Wanita itu tidak suka memberinya makan dan minum ketika ia memenjarakannya itu, juga tidak dibiarkannya makan dari binatang-binatang kecil yang merayap di bumi." (Muttafaq 'alaih)
"Ada seorang wanita yang disiksa - oleh Allah - dengan sebab seekor kucing. la penjarakan binatang itu sehingga mati lalu masuklah ia dalam neraka. Wanita itu tidak suka memberinya makan dan minum ketika ia memenjarakannya itu, juga tidak dibiarkannya makan dari binatang-binatang kecil yang merayap di bumi." (Muttafaq 'alaih)
9. Lebih banyak mengenang perbuatan buruk, dari pada
kebaikan orang lain.
“Allah tidak akan melihat
kepada wanita yang tidak mensyukuri suaminya sedang ia selalu membutuhkannya.”
(HR. Nasa’i di dalam Al Kubra (9086) dan Al Bazzar dalam musnadnya
(2349) dari Abdullah bin ‘Amr). Di shohihkan oleh syekh Al Bani (no. 289).
10. Menundukan suara dihadapan umum, dengan magsud
memikat atau mengharapkan pujian.
"Katakanlah
kepada orang-orang mu'min laki-laki: hendaklah mereka itu menundukkan sebagian
pandangannya dan menjaga kemaluannya; karena yang demikian itu lebih bersih
bagi mereka. an-Nur: 30
Pada point sembilan dan sepuluh saya sengaja membiarkannya tanpak uraian. karena saya ingin untuk ketiga poin ini kita merenungkan lebih mendalam agar benar-benar termaknai. karena ini merupakan dua perkara yang paling halus ada dalam setiap hati wanita.
Pada point sembilan dan sepuluh saya sengaja membiarkannya tanpak uraian. karena saya ingin untuk ketiga poin ini kita merenungkan lebih mendalam agar benar-benar termaknai. karena ini merupakan dua perkara yang paling halus ada dalam setiap hati wanita.
Demikianlah, sekelumit contoh prilaku buruk yang
sering kali menjadi kebiasaan wanita. Boleh jadi kita lalai atau menjadi sifat
dari hati yang berpenyakit. Sangat penting
untuk mengetahui dan segera memperbaiki. Agar wanita tetaplah indah sebagaimana
fitrah keindahannya, menjadi teladan sebagaimana perannya, dan tetap memikat
sebagai mana sifat dasarnya yang lemah lembut. tentu sebatas kesanggupan ihktiarnya, krn tak ada wanita yang akan sampai kepada derajat sempurna. Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar